Penelitian Microbiome Jack Gilbert dan Timnya di Rumah Sakit Chicago
Penelitian Microbiome Jack Gilbert dan Timnya di Rumah Sakit Chicago – Proyek penelitian yang dibilang cukup besar ini akan dilangsungkan di rumah sakit Chicago. Dalam penelitian yang satu ini hampir setiap sudut ruangan yang ada di rumah sakit akan dipantau demi mendapatkan sebuah sampel yang tepat. Beberapa dari sampel tersebut didapatkan melalui beberapa benda yang ada di ruangan baik seperti tempat jaga perawat, tempat tidur pasien, linen, dan bahkan bagian ventilasi juga turut diteliti. Jack Gilbert dan timnya telah melakukan penelitian ini dalam kurun waktu yang tidak sebentar, bahkan sampel yang telah didapatkan sudah sangat banyak. Sampel tersebut didapatkan di berbagai ruangan dan benda yang ada di rumah sakit.
Jack Gilbert menyebutkan bahwa di rumah sakit terdapat jumlah penyakit yang tidak sedikit yang mana setiap penyakit tersebut sangat sulit di tentukan sumbernya. Tidak semua jenis penyakit bisa dengan mudah ditemukan bakteri yang menyebabkannya. Demi mendapatkan jawaban atas setiap penyakit yang ada maka Jack Gilbert mengumpulkan sampel sebanyak – banyaknya yang didapatkannya dari dua ruangan yang ada di rumah sakit tersebut dan beberapa ruangan lainnya yang berpotensi untuk dijadikan sebagai tempat berkemangnya jamur dan virus. Ruangan tersebut dipantau mulai dari sebelum digunakan oleh pasien hingga telah ditempati oleh pasien. Jack dan timnya selalu melakukan pemantauan yang mana bertujuan untuk bisa mendapatkan sampel baik jamur maupun virus yang ada di rumah sakit.
Berbagai informasi yang digali, baik dari sampel yang didapatkan dari udara maupun yang didapatkan. Selain itu berbagai hal seperti kelembaban yang ada di ruangan juga turut serta diteliti, berbagai hal yang mampu menghadirkan jamur dan virus di setiap ruangan di rumah sakit akan diperhatikan. Dari berbagai penelitian tersebut diharapkan mampu dijadikan sebagai salah satu cara untuk mengurangi perkembangan jamur dan virus yang ada di rumah sakit. Hasil laporan penelitian yang tergabung dalam tim jack ini, menunjukkan bahwa pihak rumah sakit kurang higienis dan harus menjaga kehigienisan lebih baik lagi ketika memberikan pelayanan.
Mapping Mikroorganisme di Balik Infeksi yang Dibawa Rumah Sakit Chicago
Mapping Mikroorganisme di Balik Infeksi yang Dibawa Rumah Sakit Chicago – Pada Januari 2013, saat University of Chicago bersiap untuk mengungkap gedung rumah sakit terbarunya, satu tugas terakhir tersisa: membersihkan sudut dan celah gedung, dari lantai ke furnitur hingga keran air.
Mapping Mikroorganisme di Balik Infeksi yang Dibawa Rumah Sakit Chicago
hospitalmicrobiome – Orang-orang yang melakukan swabbing adalah peneliti yang mengumpulkan sampel mikroorganisme—bakteri, jamur, dan virus yang pada dasarnya ada di mana-mana, termasuk di dalam dinding rumah sakit. Sebagai bagian dari inisiatif yang disebut Proyek Mikrobioma Rumah Sakit , para peneliti ini kembali ke rumah sakit sepanjang tahun untuk mengumpulkan hampir 12.400 sampel, dengan tujuan memetakan campuran mikroba yang mengisi lingkungan perawatan kesehatan.
Melansir theatlantic, Sama seperti usus manusia yang memiliki mikrobioma, begitu juga rumah sakit, tim tersebut mengemukakan. Mereka termasuk di antara kelompok peneliti yang berkembang yang percaya bahwa memahami komunitas ekologi mikroskopis rumah sakit dapat menjadi kunci untuk mencegah orang menjadi lebih sakit di rumah sakit ketika mereka seharusnya pulih. Mikrobioma usus kita telah dikaitkan dengan efek mulai dari penyakit Parkinson hingga respons imun tubuh ; beberapa ilmuwan percaya bahwa mikrobioma rumah sakit juga dapat berperan dalam kesehatan.
Baca juga : Para Peneliti yang Melakukan Swab di rumah sakit Chicago Menemukan 70.000 Jenis Mikroba
Bukan rahasia lagi bahwa infeksi terkait perawatan kesehatan memiliki biaya kesehatan dan ekonomi yang besar. Setiap tahun, diperkirakan 440.000 infeksi terjadi di rumah sakit AS, menelan biaya hampir $10 miliar. Dan meskipun ada upaya untuk menjaga kebersihan gedung dan tangan serta peralatan pekerja, penyakit ini tetap ada. “Ada banyak penyakit yang tidak dapat dijelaskan yang terjadi di rumah sakit—sepsis, infeksi—dan meskipun kami dapat mengidentifikasi bakteri yang paling terkait dengan kejadian tersebut, kami masih gagal memahami secara spesifik perpindahan organisme di rumah sakit,” kata Jack Gilbert, seorang pemimpin Proyek Mikrobioma Rumah Sakit dan ahli ekologi mikroba di Laboratorium Nasional Argonne.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, tim mengumpulkan sampel dari dua ruang perawatan dan beberapa lokasi di 10 kamar rumah sakit di gedung rumah sakit yang baru. Mereka menyeka area ini sebelum gedung mulai menerima pasien, kemudian sepanjang tahun pertama setelah ruangan ditempati. Para peneliti mengambil sampel mikroba di udara rumah sakit dan di tubuh anggota staf; mereka juga mengumpulkan informasi lingkungan seperti kelembaban dan konsentrasi karbon dioksida untuk mengawasi jumlah penghuni manusia sepanjang siang dan malam. Sebagai komponen proyek yang terpisah, para peneliti mengukur variabel serupa di satu kamar pasien di rumah sakit Angkatan Darat AS di Jerman.
Itu bukan pemeriksaan pertama mikroorganisme yang hidup di gedung-gedung. Pada tahun 1887, Thomas Carnelley menyelidiki kuman di udara di sekolah, selokan, dan rumah di Dundee, Skotlandia. Dan baru-baru ini, tim peneliti lain memeriksa mikroba di unit perawatan intensif neonatal rumah sakit . Namun, proyek Chicago berskala lebih besar, sebagian dimungkinkan oleh kemajuan terbaru dalam teknologi pengurutan gen yang memfasilitasi pemrosesan banyak sekali sampel. Dan proyek ini adalah yang pertama tidak hanya untuk mengidentifikasi jenis mikroorganisme—ramah atau patogen—tinggal di rumah sakit, tetapi untuk mengukur bagaimana lokasi dan faktor lingkungan, seperti kelembaban, ventilasi, dan lalu lintas pejalan kaki, dapat membentuk populasi ini dari waktu ke waktu. .
“Jika Anda dapat memahami pola komposisi komunitas mikroba dan bagaimana perubahan ini dari waktu ke waktu, Anda bisa mendapatkan ide yang cukup bagus tentang bagaimana mencegah beberapa transmisi organisme patogen,” kata John Chase, yang telah meneliti mikrobioma di Northern Arizona. Universitas dan tidak terlibat dalam Proyek Mikrobioma Rumah Sakit.
Misalnya, hanya sebagian kecil bakteri di mikrobioma mana pun—baik di usus atau di gedung—yang menimbulkan risiko infeksi; sisanya adalah pengamat (kadang disebut penjajah), atau bahkan menguntungkan. Namun banyak perawatan yang dilakukan pasien, seperti kemoterapi atau antibiotik, mengubah campuran mikroba itu, yang berpotensi mengubah bakteri atau jamur yang umumnya tidak berbahaya menjadi agen penyebab penyakit.
“Kami secara tradisional berpikir bahwa satu-satunya organisme di rumah sakit adalah yang menyebabkan penyakit, dan ketika kami mendeteksinya, pasien berisiko terkena infeksi,” kata Gilbert. “Namun ada kekurangan data yang mengejutkan yang mendukung itu.”
“Ketika Anda memasuki sebuah ruangan, Anda mulai mengambil mikroba, dan ruangan itu mengambil mikroba dari Anda.”
Sebaliknya, infeksi yang didapat di rumah sakit kemungkinan lebih berasal dari keberadaan bakteri “jahat”, katanya. Lagi pula, banyak orang yang bekerja di bidang medis tanpa sadar membawa bakteri patogen potensial dalam sistem pencernaan dan kulit mereka. Namun tidak seperti pasien yang lemah atau terganggu, mereka tidak jatuh sakit karena mereka dilindungi dari infeksi parah oleh sistem kekebalan mereka dan mikroba lain yang hidup di sana.
Hasil proyek belum dipublikasikan, tetapi Brent Stephens, Kolaborator Mikrobioma Rumah Sakit, mengungkapkan bahwa jenis bakteri tertentu yang biasa ditemukan pada kulit manusia, seperti beberapa spesies staphylococcus , streptococcus, dan corynebacterium , menjadi jauh lebih melimpah setelah rumah sakit. dibuka. Sementara itu, Pseudomonas , yang dapat menyebabkan infeksi kandung kemih, luka, dan paru-paru, dan yang lebih jarang menjadi kolonisasi kulit, menjadi kurang banyak. Itu menunjukkan lingkungan rumah sakit dan manusia di dalamnya berbaur dengan cara yang mendorong pertukaran bakteri.
Ini sesuai dengan penelitian sebelumnya, yang telah menunjukkan bahwa manusia menyimpan dan memperoleh kenang-kenangan mikroba dari bangunan melalui kulit. “Anehnya dengan cepat, ketika Anda memasuki sebuah ruangan, Anda mulai mengambil mikroba, dan ruangan itu mengambil mikroba dari Anda,” kata Daniel Freedberg, seorang ahli gastroenterologi dan asisten profesor kedokteran di Columbia University Medical Center di New York City.
Freedberg percaya peta mikrobioma rumah sakit—sesuatu yang menggambarkan permukaan tempat berkembang biaknya serangga tertentu—dapat memberikan wawasan berharga tentang kondisi lingkungan yang memungkinkan mikroba berkembang. Dia memimpin penelitian terbaru yang menunjukkan lingkungan rumah sakit memang bisa berperan dalam penularan infeksi . Penelitian tersebut mengaitkan pewarisan tempat tidur rumah sakit dari seorang pasien yang telah menerima antibiotik dengan risiko lebih tinggi terkena diare menular yang berpotensi mematikan yang disebabkan oleh clostridium difficile , bakteri yang sporanya tumbuh subur di usus manusia ketika bakteri normal telah dihancurkan oleh antibiotik.
Penelitian ini tidak mengidentifikasi alasan hubungan antara antibiotik dan infeksi—tetapi menunjukkan kemungkinan bahwa obat-obatan yang diterima satu pasien mengubah mikrobioma ususnya, dan bahwa campuran serangga yang dimodifikasi ini kemudian diteruskan ke pasien berikutnya. di tempat tidur, predisposisi pasien kedua ini c. sulit . Sebagai alternatif, satu pasien dapat secara langsung menularkan bakteri ke pasien berikutnya melalui kasur atau tempat tidur. Meskipun staf rumah sakit membersihkan tempat tidur di antara pasien, c. sulitspora terkenal sulit untuk dibunuh. (Gilbert, pada bagiannya, tidak yakin kebersihan saja akan menghilangkan infeksi di rumah sakit.) Kedua penjelasan berbicara tentang efek yang mengubah mikrobioma usus dari satu pasien pada pasien lain, dan bagaimana rumah sakit dapat berfungsi sebagai vektor penyakit .
“Tujuan utamanya adalah untuk dapat memahami apakah ada komunitas mikroba yang dapat memengaruhi kesehatan manusia,” kata Chase, “dan kondisi seperti apa yang menciptakan komunitas tersebut.”
Para Peneliti yang Melakukan Swab di rumah sakit Chicago Menemukan 70.000 Jenis Mikroba
Para Peneliti yang Melakukan Swab di rumah sakit Chicago Menemukan 70.000 Jenis Mikroba – Ketika orang memeriksakan diri ke rumah sakit, komunitas mikroba yang melapisi tubuh mereka dengan cepat menjajah area perawatan, menurut sebuah konsorsium penelitian yang berbasis di University of Chicago di Illinois.
Para Peneliti yang Melakukan Swab di rumah sakit Chicago Menemukan 70.000 Jenis Mikroba
hospitalmicrobiome – Temuan ini adalah yang pertama dari Proyek Mikrobioma Rumah Sakit, upaya selama setahun untuk memantau ekosistem mikroba dari rumah sakit Universitas Chicago yang baru untuk melihat bagaimana mikroba termasuk patogen berjalan melalui aulanya.
Melansir nature, Penelitian dimulai sebelum rumah sakit membuka pintunya. Sejak Januari 2013, para peneliti telah mengambil swab mingguan sakelar lampu, lantai, saluran udara, sistem air, dan rel tempat tidur di Center for Care and Discovery di Chicago, untuk mengumpulkan materi genetik yang dapat mengidentifikasi penghuni mikroba. Ketika rumah sakit dibuka untuk pasien dan staf pada bulan Februari, para peneliti mulai menyeka mereka juga, mengumpulkan sampel dari hidung, ketiak, kotoran, dan tangan mereka – menguji beberapa individu setiap hari. Pengambilan sampel akan berlanjut hingga akhir tahun, di mana para ilmuwan berharap telah mengumpulkan lebih dari 15.000 penyeka.
Baca juga : Laporan Kerjasama Penelitian Mikrobioma di Rumah Sakit USA
Tim telah mengumpulkan 4.500 sampel sejauh ini, dan hanya menganalisis sekitar 600, tetapi hasil awal menunjukkan bahwa komunitas mikroba berubah dalam beberapa hari setelah rumah sakit dibuka. “Manusia dengan cepat memiliki dampak besar,” kata pemimpin peneliti Jack Gilbert, ahli mikrobiologi lingkungan di University of Chicago, yang akan mempresentasikan hasilnya hari ini di Konferensi Mikrobiologi Lingkungan Buatan di Boulder, Colorado.
Penghuni tak terlihat
Setelah mengurutkan DNA yang dikumpulkan pada penyeka, Gilbert dan timnya mengidentifikasi sekitar 70.000 jenis mikroba yang telah berpindah selama konstruksi, mungkin diangkut melalui udara, air dan bahan bangunan serta pekerja. Setelah rumah sakit dibuka, pasien dan staf menyumbangkan jenis mikroba baru dari kulit dan sepatu mereka, mengubah ekosistem yang tidak terlihat.
Gilbert dan timnya menemukan perbedaan signifikan antara komunitas mikroba di masing-masing kamar rumah sakit. Pasien yang tinggal hanya untuk waktu yang singkat, seperti mereka yang menjalani operasi elektif, memiliki pengaruh sementara pada komunitas mikroba kamar mereka; setelah dibersihkan, kamar dikembalikan ke keadaan pra-pasien. Mikroba dari pasien jangka panjang – termasuk penderita kanker atau mereka yang telah menerima transplantasi organ – punya waktu untuk menetap di kamar. Sidik jari mikroba pasien tetap ada setelah mereka keluar dari rumah sakit dan kamar mereka dibersihkan.
Tetapi bahkan di daerah dengan penghuni jangka panjang, tim Gilbert tidak menemukan patogen yang tersisa. “Selama empat bulan pertama pengamatan, kami tidak melihat apa pun yang mengkhawatirkan kami,” katanya.
Namun, sekitar 1,7 juta infeksi terkait rumah sakit dilaporkan setiap tahun di Amerika Serikat, dan patogen yang menyebabkannya pasti berasal dari suatu tempat. Ada kemungkinan bahwa kuman berbahaya pada akhirnya akan berkembang biak di rumah sakit Chicago, kata Mark Hernandez, seorang insinyur lingkungan di University of Colorado Boulder. Beberapa pasien akan melepaskan patogen serta bakteri yang tidak berbahaya, katanya.
Hasil proyek memberikan gambaran awal tentang bagaimana mikrobioma rumah sakit bekerja, tetapi Thomas Schmidt, ahli ekologi mikroba di University of Michigan di Ann Arbor, memperingatkan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menyelidiki apa arti pola ini bagi pasien.
Beberapa dari penelitian itu kemungkinan berasal dari tim Gilbert. Konsorsium berharap untuk melakukan studi mikrobioma di rumah sakit baru lebih lanjut, serta fasilitas medis yang lebih tua.
Laporan Kerjasama Penelitian Mikrobioma di Rumah Sakit USA
Laporan Kerjasama Penelitian Mikrobioma di Rumah Sakit USA – Jaringan Sains dan Inovasi Inggris UK-USA ‘Mengalahkan Superbug: Studi Mikrobioma Rumah Sakit untuk Mengatasi Resistensi Antimikroba’ diadakan pada 14 Oktober 2013 di Departemen Kesehatan Inggris, London.
Laporan Kerjasama Penelitian Mikrobioma di Rumah Sakit USA
hospitalmicrobiome – Lokakarya ini dirancang untuk mempromosikan kolaborasi AS-Inggris dalam studi mikrobioma rumah sakit untuk menambahkan segi baru pada pemahaman kolektif kita tentang resistensi antimikroba.
Melansir ncbi.nlm, Para peneliti berkumpul memperdebatkan pentingnya komunitas mikroba rumah sakit dalam penularan penyakit dan sebagai reservoir untuk gen resistensi antimikroba, dan mendiskusikan metodologi, hipotesis, dan prioritas. Sejumlah pendekatan pelengkap dieksplorasi, meskipun pentingnya mikrobioma lingkungan yang dibangun dalam penularan penyakit tidak diterima secara universal.Metode epidemiologi seluruh genom saat ini sedang dirintis di Inggris dan manfaat pindah ke analisis komunitas tidak selalu jelas bagi para perintis; namun, kemajuan pesat di bidang mikrobiologi lain menunjukkan kepada beberapa peneliti bahwa studi mikrobioma rumah sakit akan sangat bermanfaat bahkan dalam jangka pendek.
Baca juga : RS Chicago Menemukan Resistensi Bakteri Staphylococcus ! Ini Alasan Mengapa Harus Ada Penelitian Bakteri?
Studi kolaboratif akan menggabungkan kembali kekuatan yang berbeda untuk mengatasi masalah internasional resistensi antimikroba dan infeksi terkait rumah sakit dan perawatan kesehatan.Studi kolaboratif akan menggabungkan kembali kekuatan yang berbeda untuk mengatasi masalah internasional resistensi antimikroba dan infeksi terkait rumah sakit dan perawatan kesehatan.Studi kolaboratif akan menggabungkan kembali kekuatan yang berbeda untuk mengatasi masalah internasional resistensi antimikroba dan infeksi terkait rumah sakit dan perawatan kesehatan.
Resistensi antimikroba (AMR) merupakan tantangan global dan biaya NHS diperkirakan £ 1 miliar per tahun, mempengaruhi puluhan ribu nyawa. Kepemimpinan G8 di Inggris pada tahun 2013 menghasilkan pernyataan bersama dari para menteri sains G8 pada bulan Juni yang mengidentifikasi AMR sebagai prioritas utama . Strategi 5 tahun Departemen Kesehatan/DEFRA untuk mengatasi AMR bertepatan dengan publikasi Laporan Ancaman Resistensi Antibiotik oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS.
Publikasi ini menetapkan cara bagi kedua negara untuk mengelola antibiotik yang ada dan mempercepat pengembangan kemoterapi antimikroba baru. Sementara itu, salah satu tempat paling penting untuk transmisi patogen resisten antimikroba adalah dalam pengaturan perawatan kesehatan. Sekitar 5% dari semua pasien yang dirawat di fasilitas medis akan didiagnosis dengan infeksi terkait rumah sakit. Infeksi ini menelan biaya sekitar 36-45 miliar dolar per tahun (dolar 2007) dan mengakibatkan sekitar 100.000 kematian.
Melalui UK Research Councils, Wellcome Trust dan National Institute for Health Research (NIHR), Inggris telah banyak berinvestasi dalam studi transmisi mikroba yang menimbulkan ancaman terbesar, yaitu Staphylococcus aureus (MRSA) yang resisten terhadap meticillin dan Clostridium difficile. Studi-studi ini sangat menonjol untuk penggunaan lanjutan dari sekuensing seluruh genom dalam pelayanan epidemiologi dan pengendalian infeksi.
Kemajuan yang sama dalam teknologi sekuensing yang memungkinkan epidemiologi seluruh genom juga memungkinkan penggunaan karakterisasi komunitas mikroba terbuka secara filogenetik dan deteksi molekuler throughput tinggi dari gen resistensi antimikroba, yang mewakili pendekatan ortogonal terhadap ekologi mikroba rumah sakit. Proyek Mikrobioma Rumah Sakit, yang dipimpin dari Universitas Chicago, Institut Penelitian Angkatan Darat Walter Reed dan Universitas Layanan Berseragam Ilmu Kesehatan, menyatukan teknologi ini dalam pendekatan ekologi komunitas ke rumah sakit, yang kurang terhubung langsung dengan infeksi yang didiagnosis secara individual dan infeksi mereka. kontrol.
Pendekatan ini merupakan penyimpangan yang signifikan dari strategi seluruh genom yang ada, yang secara sensitif memeriksa isolat bakteri atau virus klinis dan lingkungan yang dikultur yang menghadirkan minat khusus dan umumnya mengancam wabah nosokomial. Studi mikrobioma memberikan pengurangan karakterisasi galur individu sambil merangkul keragaman filogenetik yang lebih luas dari setiap sampel.
Studi mikrobioma di rumah sakit berusaha untuk mengkarakterisasi bakteri yang meningkatkan kesehatan dan penyebab penyakit di lingkungan rumah sakit, untuk memahami konsekuensi pembersihan, ventilasi, sterilisasi, dan penggunaan antibiotik profilaksis pada mikrobioma. Komunitas organisme di dalam rumah sakit penting karena beberapa alasan. Pertama, gen yang memberikan resistensi antibiotik berada di organisme non-patogen bahkan di lingkungan abiotik yang paling tidak mungkin ; tentunya hal ini juga berlaku di lingkungan rumah sakit.
Gen-gen ini dapat ditransfer ke patogen, sehingga menghasilkan organisme patogen baru yang resisten terhadap obat. Kedua, resistensi kolonisasi adalah milik sebagian besar komunitas mikroba; mekanismenya perlahan-lahan dijelaskan dengan lebih baik resistensi kolonisasi mikrobioma rumah sakit – utuh, terganggu atau direkayasa – mungkin memiliki peran dalam pengendalian infeksi. Praktik pembersihan rumah sakit saat ini dan perawatan antibiotik tidak mempertimbangkan mikrobioma, tetapi berkonsentrasi pada pengendalian mikroorganisme target.
Gangguan atau ablasi ekologi mikroba rumah sakit melalui intervensi tersebut dapat mengurangi kompetisi yang dialami oleh organisme patogen dan mengakibatkan peningkatan proliferasi dan kapasitasnya untuk menyebabkan penyakit. Akhirnya, promosi kesehatan, atau efek probiotik dari organisme tertentu dan kombinasi organisme dicirikan dengan baik di lingkungan tertentu, seperti usus. Memang, obesitas telah terbukti berkorelasi dengan varian tertentu dari usus microbiome. Pengaruh mikrobioma pada kesehatan gedung rumah sakit dan pasiennya saat ini belum dipelajari dan berpotensi signifikan.
Komponen lapangan terbesar dari Proyek Mikrobioma Rumah Sakit (HMP) dirancang untuk mengkarakterisasi komposisi taksonomi komunitas mikroba yang berhubungan dengan permukaan, udara, air, dan manusia di Pusat Perawatan dan Penemuan Universitas Chicago (CCD). Lokakarya HMP Pertama (7-8 Juni 2012) mengeksplorasi strategi dan pendekatan pengambilan sampel awal untuk membangun pengukuran sains, dan mengarah pada pengembangan proposal lengkap ke Yayasan Alfred P. Sloan, dan pendirian Rumah Sakit Konsorsium Mikrobioma. Workshop HMP ke-2 (15 Januari 2013 diadakan segera sebelum dimulainya pengambilan sampel di CCD dan bertanggung jawab atas perubahan menit terakhir pada desain sampel dan penanganan sampel, serta berbagai aspek lain dari pelaksanaan proyek.
Di sini kami menyajikan diskusi dan kesimpulan dari lokakarya UK-USA UK Science and Innovation Network ‘Mengalahkan Superbug: Studi Mikrobioma Rumah Sakit untuk mengatasi Resistensi Antimikroba’, yang diadakan pada 14 Oktober 2013 di Departemen Kesehatan Inggris, London. Ini membawa keahlian dari Proyek Mikrobioma Rumah Sakit di AS ke Inggris, melalui dukungan dari Kantor Luar Negeri dan Persemakmuran Inggris, untuk berinteraksi dengan para ahli tentang AMR, penularan patogen, ilmu bangunan, kesehatan masyarakat, dll.
Dan untuk menentukan apa penelitian Inggris kelompok dapat berkontribusi pada lingkungan binaan dan penelitian mikrobioma terkait manusia? Ini juga merupakan kesempatan yang sangat baik untuk mengidentifikasi keprihatinan kritis dan saran yang berharga tentang bagaimana berbagai kelompok penelitian yang terkait dengan pemberantasan infeksi nosokomial dapat diintegrasikan dengan lebih baik. Akhirnya,agenda lokakarya disusun untuk memfasilitasi waktu diskusi yang maksimal mengenai nilai penelitian mikrobioma di lingkungan rumah sakit.
Pertemuan berlangsung selama satu hari, dan agenda terdiri dari 9 presentasi singkat tentang masalah, pengalaman AS, portofolio penelitian Inggris, dan peluang pendanaan. Ini diikuti dengan diskusi ekstensif tentang peluang pendanaan dan nilai melakukan penelitian ini di Inggris, dan diskusi ekstensif tentang nilai agenda penelitian ini, dan masalah potensial yang harus dipertimbangkan oleh proyek tersebut dan peluang pendanaan.
Ini diikuti dengan diskusi ekstensif tentang peluang pendanaan dan nilai melakukan penelitian ini di Inggris, dan diskusi ekstensif tentang nilai agenda penelitian ini, dan masalah potensial yang harus dipertimbangkan oleh proyek tersebut.dan peluang pendanaan. Ini diikuti dengan diskusi ekstensif tentang peluang pendanaan dan nilai melakukan penelitian ini di Inggris, dan diskusi ekstensif tentang nilai agenda penelitian ini, dan masalah potensial yang harus dipertimbangkan oleh proyek tersebut.
RS Chicago Menemukan Resistensi Bakteri Staphylococcus ! Ini Alasan Mengapa Harus Ada Penelitian Bakteri?
Sebuah rumah sakit di Chicago melakukan penelitian bakteri pada keyboard komputer dan menemukan fakta bahwa keyboard komputer mampu menahan bakteri Staphylococcus yang resisten terhadap obat-obatan seperti MRSA hingga 24 jam. Tentu ini sangat mengejutkan. Lalu apa urgensi dari penelitian bakteri itu sendiri?
Penelitian bakteri merupakan salah satu projek dalam ilmu bakteriologi. Bakteriologi sendiri merupakan ilmu yang mempelajari bakteri juga pengaruhnya terhadap sebuah penyakit dan obat-obatan, serta bidang lainnya seperti pertanian, industri, perekonomian yang tidak lain berkaitan dengan pembusukan makanan dan anggur
Pada bidang kesehatan, bakteriologi digunakan untuk mendeteksi keberadaan bakteri baik dalam tubuh manusia ataupun objek, seperti air dan makanan. Revolusi inovasi yang dicapai oleh penelitian bakteri adalah berhasil mengidentifikasi karakter bakteri yang terkait dengan penyakit tertentu. Oleh karena itu, sebagian besar penyakit bakteri pada manusia sudah teridentifikasi, meskipun varian lainnya terus berkembang dan bermutasi.
Kenapa Melakukan Penelitian Bakteri ?
Tentu saja di dunia ini ada banyak sekali jenis bakteri, begitu pula sifat dan peranannya untuk kehidupan manusia. Ada jenis bakteri baik, yang dapat membawa manfaat, ada pula yang jenis bakteri jahat yang merugikan dan menyebabkan penyakit. Tujuan dari melakukan penelitian bakteri adalah untuk mengidentifikasi adanya bakteri pada suatu objek, sehingga memungkinkan untuk diketahui karakteristik bakteri tersebut, apakah akan tergolong menjadi bakteri baik atau bakteri jahat.
Seperti halnya contoh penelitian bakteri yang telah berhasil dilakukan, akhirnya mampu mengidentifikasi jenis-jenis bakteri yang menguntungkan aktivitas kehidupan makhluk hidup seperti :
- Bakteri baik yang mampu membantu proses pembusukan, seperti melakukan penguraian sisa-sisa makhluk hidup, contohnya ialah bakteri Escherichia colie.
- Bakteri baik yang mampu membantu proses memasak makanan dan minuman dari hasil fermentasi, seperti pada bakteri Lactobacillus bulgaricus saat pembuatan yoghurt, Lactobacillus casei saat pembuatan keju yoghurt, Acetobacter saat pembuatan asam cuka, juga Acetobacter xylinum saat pembuatan nata de coco.
- Bakteri baik yang berperan untuk mengikat nitrogen, seperti bakteri Rhizobium leguminosarum yang memiliki cara hidup bersimbiosis dengan akar tanaman kacang-kacangan juga Azotobacter chlorococcum.
- Bakteri baik yang berfungsi untuk penyubur tanah, seperti Nitrosococcus dan Nitrosomonas yang berguna untuk proses nitrifikasi juga menghasilkan ion nitrat yang dibutuhkan tanaman dalam bertumbuh
- Bakteri yang bisa membantu menghasilkan zat kimia, seperti aseton dan butanol oleh Clostridium acetobutylicum.
- Bakteri yang bisa membantu proses pembusukan sampah juga kotoran hewan, sehingga mampu menghasilkan energi alternatif metana yakni biogas. Seperti, methanobacterium.
Selain bakteri-bakteri yang memiliki manfaat terhadap aktivitas makhluk hidup, ada juga bakteri jahat yang dapat merugikan makhluk hidup. Contoh dari kerugian yang disebabkan bakteri jahat adalah sebagai berikut:
- Menyebabkan proses pembusukan pada makanan, contohnya Clostridium botulinum.
- Menyebabkan penyakit pada manusia, seperti Vibrio cholerae (penyebab sakit kolera atau muntaber), Mycobacterium tuberculosis (penyebab sakit TBC), Mycobacterium leprae (penyebab sakit lepra), juga Clostridium tetani (penyebab sakit tetanus).
- Menyebabkan penyakit pada hewan, seperti Bacillus anthracis (menyebabkan penyakit antraks pada sapi).
Bagaimana Melakukan Penelitian Bakteri?
Bakteri merupakan mikroorganisme yang sangat kecil sampai-sampai tidak bisa terdeteksi oleh mata normal manusia. Oleh karena itu, penelitian bakteri membutuhkan peralatan khusus seperti mikroskop, atau peralatan lainnya yang dapat digunakan untuk mendeteksi mikroorganisme. Semua penelitian harus di dukung dengan peralatan yang memadai seperti anda yang ingin bermain slot online juga harus mencari agen yang terpercaya sehingga hasil nya juga akan maksimal dan bagus.
Kapan Harus Melakukan Penelitian Bakteri?
Penelitian bakteri biasanya akan dilakukan ketika ingin mendeteksi keberadaan bakteri pada suatu objek. Dalam bidang kesehatan, penelitian bakteri diperlukan dalam rangka membantu menentukan diagnosis pada seseorang yang diduga mengidap penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Selain itu, dalam aktivitas sehari-hari, penelitian bakteri juga sering dimanfaatkan untuk mendeteksi adanya bakteri dalam air atau makanan yang beredar di pasaran untuk menjamin kebersihan dari air atau makanan tersebut.
Itulah alasan-alasan mengapa penelitian bakteri sangat diperlukan dalam proses kesehatan dan evolusi kehidupan makhluk hidup.
Pentingnya Penelitian Ekologi Mikroorganisme Bagi Kesehatan
Rumah Sakit Chicago selalu menjadi pusat penelitian terhadap semua jenis mikroorganisme. Beberapa pakar kesehatan dari warga setempat hingga luar negeri sering keluar masuk untuk melakukan riset tentang jenis penyakit, bakteri dan mikroba buruk. Karena bagi mereka, mendapatkan informasi tentang hal tersebut sangat berguna.
Beberapa peneliti juga mengungkapkan bahwa kehadiran mikroba bukan merupakan masalah yang serius bagi kesehatan. Namun terdapat jenis bakteri baik yang layak diadopsi tubuh untuk mendapatkan kebugaran. Maka tak heran jika penelitian di beberapa Rumah Sakit wilayah tersebut kerap terjadi sejak dulu hingga ini.
Pelajaran Bagi Para Produsen
Para produsen makanan dan minuman telah merasakan dampak baik dengan kemunculan penelitian tersebut. Beberapa dari mereka mendapatkan pelajaran berharga yang sulit dilupakan, seperti :
- Mampu Mengidentifikasi Jenis Mikroba
Terdapat jutaan jenis penyakit hingga mikroba dalam penelitian berkelanjutan. Akan tetapi para produsen mampu mengidentifikasi jenis bakteri mana yang cocok untuk kesehatan tubuh. Hingga akhirnya mereka menciptakan produk yang bernutrisi dan mengandung vitamin untuk dikonsumsi.
Kemudian mereka pun juga memasukkan beberapa bahan khusus sebagai pelengkap rasa. Kita bisa tarik contoh yaitu produksi keju atau yogurt. Keduanya telah bisa didapatkan secara mudah di berbagai mini market. Karena komposisi mikroba yang ada di dalamnya tidak mengandung racun atau zat berbahaya. - Menghasilkan Keuntungan Secara Terus – Menerus
Pelajaran berharga lainnya yaitu mereka bisa menghasilkan keuntungan secara terus – menerus. Pada kenyataannya, produksi pangan yang mereka hasilkan mulai dari yogurt, keju, susu dan lain sebagainya terus meningkat setiap hari. Pastinya pemasukan mereka makin mengalir.
Secara garis besar, proses identifikasi jenis bakteri tersebut tidak lepa dari para pakar kesehatan. Karena hingga kini, mereka terus melakukan riset tiada henti untuk memberikan wawasan dan pengetahuan tentang kesehatan. Dan hal itu menjadikan perusahan makanan dan minuman semakin jaya.
Manfaat Bagi Para Konsumen
Bagi para konsumen termasuk Anda, telah muncul beberapa manfaat berkat penelitian tersebut, yaitu :
- Tidak Asal Pilih Jenis Produk
Pastinya Anda tidak akan melakukan kesalahan dalam memilih jenis produk makanan dan minuman. Ketika hendak membeli produk jenis keju, Anda pun akan memilih brand ternama. Walaupun harganya cukup mahal dari pada produk lainnya, itu bukan masalah besar.
Karena selama ini banyak produsen yang salah memasukkan komposisi makanan. Sehingga di dalamnya terdapat bakteri jahat yang mampu merusak kesehatan badan. Akibat kesalahan tersebut, beberapa konsumen mengalami berbagai macam keluhan mulai dari sakit ringan hingga berujung kematian. - Mendapatkan Jaminan Kesehatan Terbaik
Dan manfaat penelitian mikroba lainnya terhadap konsumen yakni mendapatkan jaminan kesehatan terbaik. Secara tidak langsung Anda atau konsumen lainnya akan tetap sehat seiring berjalannya waktu. Itu karena produk yang dikonsumsi telah terbukti dan teruji secara klinis. Jadi masalah penyakit yang datang mungkin tidak terjadi.
Kita pasti tahu bahwa saat ini banyak suplemen makanan yang mengandung bakteri baik. Dan produsen produk tersebut telah memanfaatkan riset penting dari para peneliti mikroba. Dan kami pun bisa lebih memastikan bahwa terus – menerus mengonsumsi makanan berkomposisi baik akan menjadikan kesehatan tubuh lebih prima.
Intinya para pakar peneliti mikroorganisme tidak hanya mementingkan diri sendiri dalam melakukan riset berkelanjutan. Bisa jadi bahwa mereka akan terus melakukan penelitian demi mendapatkan kesehatan abadi. Karena dewasa ini kerap terjadi kekurangan obat penawar dari berbagai jenis penyakit baru.
Riset Tentang Mikroba Terhadap Makanan di Rumah Sakit Chicago USA
Mikroba merupakan jamur yang selalu mengganggu kehidupan manusia. Telah banyak orang yang mengidap segala macam penyakit lantaran hal tersebut. Proses terjadinya penyakit itu berawal dari bahan makanan mentah dan siap saji. Jamur yang mengandung di dalamnya akan berkembang biak setelah makanan tersebut terkena udara. Itu berarti membiarkan makanan dalam keadaan terbuka hanya akan mendatangkan malapetaka.
Namun tidak bagi berbagai Rumah Sakit di Chicago, Amerika Serikat. Mereka malah melakukan penelitian tingkat tinggi untuk mendeteksi jenis mikroorganisme tersebut. Sejatinya ada banyak jenis bakteri jahat yang kerap mendatangi makanan. Namun beberapa peneliti lebih menjuru pada satu macam. Salah satunya contoh mereka memanfaatkan mikroba sebagai bahan makanan. Sejauh ini banyak pasang mata yang tertuju pada makanan atau minuman siap saji. Karena mereka sangat tertarik untuk melahapnya tanpa harus menunggu lama.
Sementara jamur yang ada pada bahan makanan tersebut boleh jadi berbahaya lantaran mengandung berbagai macam zat adiktif atau mungkin zat negatif lainnya. Akan tetapi, kemasan siap saji tersebut juga mengandung komposisi yang kuat untuk melenyapkan jamur. Dan beberapa peneliti telah melihat dan memetakan bahwa bakteri tersebut tergolong penyakit ringan. Akan tetapi para konsumen yang ceroboh akan mengalami resiko berat jika mengkonsumsinya terlalu sering.
Ekologi Penelitian Mikroorganisme
Para peneliti masih mengabadikan ilmu ekologi dalam melakukan riset terhadap jenis mikroorganisme. Tentu mereka sangat ahli dalam bidang biologi, tak heran jika segala macam riset telah mereka lalui baik secara pribadi maupun berkelompok. Beberapa dari mereka mengatakan bahwa kemunculan bakteri baik akan membantu kebugaran tubuh. Dan hal itu sering kita jumpai pada bahan makanan dan minuman siap saji.
Bagi perusahaan makanan dan minuman, mereka telah melakukan pemrosesan kemasan secara steril. Adapun bakteri yang sering mereka jadikan bahan riset telah mendatangkan keuntungan besar. Telah banyak riset yang menguntungkan dalam kehiduapan manusia berkat ilmu pengetahuan, riset-riset ini juga mendapatkan bantuan dari agen SBOBET serta badan pemerintah. Saat ini kita pasti tahu tentang industri Yogurt dan Keju. Jenis produksi tersebut telah beredar luas di berbagai supermarket di seluruh penjuru dunia. Sementara jenis bakteri yang telah mereka manfaatkan yaitu Lactobacillus Bulgaricus dan Streptococcus. Kedua bakteri tersebut sangat erat kaitannya dalam proses fermentasi pembuatan susu. Sebab kandungannya terdapat banyak asam laktat yang mampu menghasilkan kualitas susu lebih sempurna.
Proses Fermentasi Pembuatan Susu
Para pakar penelitian di Rumah Sakit Chicago telah mengemukakan bahwa proses fermentasi pembuatan susu pada jenis makanan tersebut harus memanfaatkan sejumlah mikroorganisme. Akan tetapi tidak sembarang bakteri yang perlu digunakan agar mendapatkan hasil yang berkualitas dan maksimal. Kedua jenis bakteri di atas sangat penting bagi kesehatan tubuh lantaran memiliki kandungan positif.
Nantinya pembuatan keju tersebut akan mengalami berbagai macam proses. Tentunya hal tersebut tergantung tingkat keberhasilan dalam fermentasi susu. Pengolahan untuk berbentuk keju sangat tidak instan. Para pakar peneliti memerlukan waktu lama untuk memastikan mana jenis bakteri yang cocok untuk dijadikan penguat rasa. Setelah mendapatkan jenis bakteri tersebut, kemudian menyimpannya ke dalam ruangan khusus yang bersuhu dingin demi mendapatkan kualitas terbaik sebelum diproduksi.
Dan pada akhirnya, hal tersebut menuai minat sejumlah perusahan pembuatan keju. Hingga kini kita bisa menikmati aneka macam keju baik dalam bentuk makanan atau minuman yang bisa didapatkan secara murah, mudah dan cepat. Dan tentunya pihak Rumah Sakit di Chicago USA telah berjasa besar bagi para produsen Yogurt dan Keju.
Informasi Menarik Tentang Bakteri Propionibacterium Acnes di Rumah Sakit Chicago USA
Rumah Sakit Chicago USA merupakan surga bagi para pakar peneliti mikroba. Tak khayal jika Kota tersebut sering mendapatkan julukan sebagai area penelitian terbaik dan terpercaya di dunia. Beberapa ilmuwan biologi telah memanfaatkan tempat tersebut untuk meneliti berbagai macam jamur. Salah satu penelitian yang pernah dilakukan adalah bakteri propionibacterium acnes. Ini merupakan jenis bakteri yang mengakibatkan terjadinya jerawat pada permukaan wajah. Bakteri tersebut juga terus berkembang biak dengan mudah lantaran adanya minyak wajah yang berlebihan bahkan tidak cocok dengan lapisan kulit.
Beberapa orang telah menggunakan banyak sekali bahan kimia yang mungkin menyebabkan resiko penularan bakteri tersebut lebih cepat. Sejauh ini telah banyak muncul jenis sabun wajah atau sejumlah kosmetik lainnya. Nantinya ketidakcocokan antara minyak dan wajah tersebut menghadirkan sebuah kelenjar yang diyakini bisa berkembang ke bagian tubuh lainnya. Kemunculan jerawat tersebut berawal dari pori – pori yang tersumbat. Sehingga wajah tersebut tidak terlihat mulus dari pada sebelumnya.
Penelitian tersebut memang sengaja dilakukan guna menemukan sejumlah gambaran atau gejala tentang jenis bakteri yang muncul di sekitar wajah. Terjadinya jerawat pun telah mereka temukan secara detail berdasarkan pengalaman dan berbagai macam penelitian lanjutan. Nantinya penderita bakteri jenis propionibacterium acnes akan paham bahwa penggunaan sabun atau minyak wajah yang tidak berlisensi sangat tidak layak digunakan.
Awal Mula Kemunculan Bakteri Propionibacterium Acnes
Para peneliti telah menemukan kepastian tentang awal mula kemunculan bakteri jenis propionibacterium acnes. Proses tersebut berawal dari gabungan Acne Vulgaris dengan berbagai ragam rantai bakteri dalam tubuh yang nantinya menghasilkan gangguan polisebaceous. Perkembangbiakan bakteri tersebut akan menyebar ke permukaan wajah sebelum menembus pori – pori. Dan pada akhirnya muncullah bintik – bintik merah di wajah bernama jerawat.
Adapun beberapa jenis pengobatan atau pencegahan yang dapat dilakukan oleh para penderita jerawat tersebut. Menurut para ahli, biasanya mereka menyarankan untuk menggunakan antibiotik yang sesuai anjuran dokter. Paling tidak penderita perlu berkonsultasi dengan dokter terkait untuk menemukan solusi terbaik. Sebab masalah kulit wajah merupakan daerah yang paling vital terkena serangan berbagai jenis jamur.
Penelitian Terhadap Propionibacterium Acnes
Para ahli tentu tidak mudah dalam melakukan penelitian tentang bakteri jenis propionibacterium acnes. Mereka telah menghabiskan waktu untuk mendapatkan jawaban dari rantai penyakit yang diciptakan hingga bagaimana cara meretas jenis jamur tersebut. Ilmu ekologi yang mereka miliki benar – benar mampu memudahkan segalanya. Dan hingga kini proses tersebut sering digunakan dan dijadikan sebagai bahan acuan bagi para peneliti lainnya untuk mengidentifikasi jenis penyakit kulit khusus wajah.
Telah banyak alat penelitian yang mereka gunakan untuk mengetahui bagaimana cara berkembang biak jenis jamur tersebut. Mereka pun tahu melakukan penelitian tentang suatu mikroorganisme bukan perkara mudah. Banyak terjadi kegagalan yang mereka alami mulai dari fase awal. Namun kegigihan mereka telah menguatkan segalanya, sehingga proses penelitian yang memakan waktu lama pun mereka jalankan.
Mereka memiliki alasan yang sangat kuat mengapa harus memilih Rumah Sakit Chicago sebagai pusat penelitian tentang mikroba jenis propionibacterium acnes. Sebab sebelumnya telah muncul para pakar yang berhasil mengidentifikasi berbagai macam mikroba positif dan negatif untuk kesehatan. Dan hingga kini telah terbentuk berbagai macam jaringan peneliti yang lahir dari Kota tersebut. Hingga kini aktivitas penelitian di dalamnya selalu terjadi demi menemukan spesies mikroba jenis baru dan langka.
Penelitian untuk Pengaruh Mikroba pada Makanan di Rumah Sakit Chicago USA
Penelitian untuk Pengaruh Mikroba pada Makanan di Rumah Sakit Chicago USA – Pengaruh dari mikroba pada makanan begitu banyak. Malah mikroba merupakan hal pertama yang mengatur pembusukan dari bahan makanan apapun. Semua proses pembusukan makanan akan diawali oleh mikroba karena makhluk ini merupakan yang paling pertama berkembang pada makanan. Dalam prosesnya mikroba akan memberikan tempat tumbuh yang baik bagi jamur dan mikroba lain sehingga pembusukan bahan makanan menjadi merata. Pengaruh situasi, suhu dan cuaca pada pertumbuhan mikroba ini bervariasi sehingga pada daerah tertentu makanan akan menjadi cepat busuk karena perkembangan mikroba yang terlalu cepat sehingga sulit untuk dikendalikan dengan perlakuan apapun. Penelitian mikroba yang dilakukan dalam Rumah Sakit Chicago USA memiliki fungsi untuk mengidentifikasi jenis bakteri dan berbagai hal lain yang berhubungan dengan perkembangan dan pertumbuhan bakteri tersebut.
Ilmu yang meneliti mengenai interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya dan makhluk lain disebut dengan ilmu ekologi. Pengetahuan ini merupakan salah satu hal khusus yang dipelajari dalam biologi untuk tujuan agar mengetahui dengan pasti pengaruh dari masing-masing makhluk hidup terhadap makhluk lainnya. Pengetahuan ini mempermudah seseorang ketika ingin melakukan rekayasa organisme dan lingkungan untuk tujuan tertentu. Menurut salah satu ahli ilmu ekologi yang mengatakan bahwa dalam dunia mikroorganisme pengetahuan ini berfungsi untuk merekayasa makanan untuk membuat peningkatan produksi atau mengubah cara pemrosesan makanan. Pengetahuan ini sangat bagus dan memiliki pengaruh besar pada berbagai industri makanan di seluruh dunia. Dua diantara jenis produksi makanan yang paling dipengaruhi oleh pengetahuan ini adalah industri keju dan yogurt.
Kedua macam industri ini menggunakan sebuah bakteri khusus untuk memulai proses penggumpalan dan fermentasi susu. Pada awalnya selalu ada dua macam bakteri yang terlibat dalam proses pembuatan dua hal ini yaitu Streptococcus dan Lactobacillus Bulgaricus. Setelah mempelajari interaksi dari kedua bakteri ini dan pengaruhnya terhadap fermentasi susu maka salah satu dari bakteri ini dihilangkan bahkan dihalangi untuk muncul dalam proses fermentasi susu. Lactobacillus Bulgaricus dijadikan pilihan yang lebih diutamakan karena dapat memberikan lebih banyak asam laktat dan lebih toleran terhadap asam. Hal ini membuat fermentasi susu menjadi lebih sempurna. Dalam hal pembuatan keju bakteri ini juga berguna untuk mempertahankan rasa susu ketika mengalami penggumpalan.
Proses dalam pembuatan fermentasi susu dan bentuk olahan susu lainnya memang harus berhubungan dengan berbagai mikroorganisme. Hal ini disebabkan karena susu merupakan salah satu jenis makanan yang paling sulit untuk bertahan lama. Dengan proses pengolahan yang sudah diatur sedemikian rupa proses pembuatan keju menjadi lebih cepat dan lebih sempurna. Bakteri juga dipilih sedemikian rupa sehingga dapat tahan dengan berbagai perlakuan dalam proses pembuatan keju dan bisa bersanding dengan jenis bakteri lain yang biasanya memang dilibatkan dalam proses pembuatan keju jenis tertentu. Pengetahuan mengenai bakteri dan mikroorganisme membuat proses pembuatan keju menjadi lebih jelas dan dapat dikendalikan dengan mudah.
Berbagai produsen keju menggunakan teknologi khusus untuk pembudidayaan jamur dan bakteri tertentu yang tentu saja sudah diidentifikasi terlebih dahulu untuk mengetahui jenis bakteri dan jamur yang akan digunakan untuk keju tertentu. Bakteri dan jamur ini kemudian disimpan pada tempat khusus agar dapat terjaga dengan baik. Selain itu berbagai bakteri yang mengganggu proses pembentukan susu juga dikendalikan setelah diidentifikasi sehingga pada akhirnya setiap produksi menjadi sempurna dan menjadi unggul dari segi kualitas. Tentu saja hal ini tidak lepas dari kemajuan dalam hal penelitian dan rekayasa mikrobiologi.
Identifikasi ANC di Rumah Sakit Chicago
Identifikasi ANC di Rumah Sakit Chicago – ANC atau yang sering dikenal dengan sebutan Anaerobe and Corynebacterium merupakan sebuah bakteri yang cukup berbahaya yang mana bisa membuat penderitanya mengalami sebuah penyakit difteri. Keberadaan dari penyakit difteri ini membuat seorang ahli mikroba Robret P Rennie membuat sebuah penelitian yang dilakukan di rumah sakit Chicago. Rumah sakit Chicago memang menjadi salah satu tempat penelitian yang banyak digunakan para peneliti untuk mendapatkan sebuah jawaban dari setiap persoalan terkait dengan lingkungan rumah sakit. Penelitian ini dilakukan dengan latar belakang adanya seorang pasien yang menderita ANC yang mana membuat pasien tersebut merasakan rasa sakit yang sangat luar biasa. Penyakit ini tentu bukan penyakit yang bisa dianggap sepele, jika tidak tertangani dengan baik maka bisa saja penderita ANC meninggal. Hal ini dikarenakan adanya kerusakan pada beberapa bagian organ ginjal dan ada kerusakan pada sistem saraf.
Dengan adanya kejadian tersebut maka membuat Robert melakukan serangkaian upaya yang mana salah satunya adalah dengan cara mengembangbiakan Anaerobe and Corynebacterium (ANC). Proses penelitian ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar, selain itu langkah – langkah yang dilakukan dalam penelitian ini sangat banyak. Pengujian yang dilakukan oleh salah satu anggota adalah dengan menggunakan sistem Vitek 2 XL yang mana dihubungkan dengan perangat lunak yang telah dimodifikasi melalui laboratorium uji klinis. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan sembilan strain yang mana dilakukan sebanyak 20 kali dalam sepuluh hari. Reaksi yang akan diperhatikan dalam penelitian ini adalah adanya reaksi sumur biokimia baik yang positif ataupun yang negatif, melalui reaksi tersebut maka bisa dijadikan sebuah evaluasi untuk menunjukan reproduktifitas substrat.
Setelah melewati berbagai tahap demi tahapan yang sangat banyak sekali maka dalam metodologi lanjutannya, semua isolat yang telah didapatkan tersebut disimpan hingga nantinya membeku. Pembekuan ini dilakukan hingga waktu pengujian akan dilakukan, namun akan berbeda untuk isolat klinis yang diambil secara langsung. Ketika semua sampel telah dipenuhi maka nantinya isolat yang sudah siap digunakan, inokulum akan dimasukan dalam setiap sampel ANC. Sampel tersebut akan dimasukan dalam sistem identifikasi yang dilakukan secara otomatis melalui Vitek 2 XL. Vitek ini berisi seperangkat lunak penelitian yang mana akan digunakan sebagai cara mengakomodasi terjadinya bakteri ANC. Dari berbagai sampel tersebut maka selanjutnya sampel tersebut akan diinkubasi dengan memakan waktu hingga 6 jam lebih. Nantinya algoritma vitek yang dihasilkan akan membuat sebuah interpretasi terakhir untuk mengidentifikasi akhirya. Itulah sebuah identifikasi Anaerobe and Corynebacterium (ANC) yang dilakukan di rumah sakit Chicago, melalui identifikasi tersebut diharapkan bisa mendapatkan sebuah cara untuk mengurangi angka terjadinya penyakit difteri yang ada di rumah sakit tersebut.
Pencegahan Infeksi Melalui Penelitian Mikroorganisme di Rumah Sakit Chicago
Pencegahan Infeksi Melalui Penelitian Mikroorganisme di Rumah Sakit Chicago – Rumah sakit menjadi salah satu tempat yang sangat rawan menularkan infeksi bagi setiap orang yang berada di dalamnya. Banyaknya Mikroorganisme yang ada di setiap ruangan di rumah sakit membuat seorang peneliti Jack Gilbert dan timnya untuk melakukan sebuah penelitian di rumah sakit Chicago. Para peneliti akan mengambil beberapa sampel dari beberapa benda yang ada di setiap ruangan di rumah sakit demi mendapatkan sebuah bakteri untuk diteliti. Dalam menjalankan penelitian ini Jack Gilbert dan timnya membutuhkan waktu yang tidak sebentar, selain itu proses untuk mendapatkan sampel juga tidak mudah. Demi mendapatkan sampel dengan ukuran yang kecil atau mendapatkan sebuah bakteri, Jack menggosok benda yang terkontaminasi untuk bisa mendapatkan sampel seperti bakteri. Sampel – sampel tersebut di dapatkan dari beberapa benda seperti melalui meja, wastafel, linen, ruang jaga, tempat tidur, dan beberapa benda yang terkontaminasi. Setiap sudut yang ada di rumah sakit tidak tertinggal untuk diambil sampelnya demi mendapatkan hasil penelitian yang memuaskan.
Melalui komunitas ekologi mikroskopis yang bekerja sama akan membuat penelitian lebih mudah dalam mendapatkan tujuannya. Tujuan dari penelitian ini tentu saja untuk mendapatan cara untuk mencegah terjadinya sebuah infeksi pada pasien ketika pulih dari penyakit yang dialaminya. Keberadaan mikoorganisme yang ada di rumah sakit dapat meningkatkan risiko seorang pasien dalam terkena infkesi. Ketika seseorang yang sakit dan tengah di rawat inap di rumah sakit terkena infeksi dari Mikroorganisme tersebut maka akan menyebabkan pasien lebih lama di rawat. Tentu saja biaya yang harus dikeluarkan oleh pasien menjadi lebih besar. Selain itu dengan melakukan penelitian tersebut maka bisa didapatkan sebuah cara untuk mengurangi angka terjadinya infkesi yang mana bisa mengurangi jumlah kematian dan jumlah orang yang terkena infeksi.
Jika diperhatikan penyakit yang ada di sebuah rumah sakit sangat banyak, bahkan ada beberapa penyakit yang sangat sulit untuk dijelaskan. Hal ini tentu akan membuat penelitian menjadi lebih sulit dilakukan, pasalnya penelitian ini bisa saja mendapatkan sebuah bakteri yang mana belum pernah ditemukan. Melalui penelitian ini juga diharapkan bisa mengetahui bagaimana caranya bakteri tersebut bisa tumbuh dan berkembang dengan jangka waktu yang cukup lama di tempat tersebut. Melalui berbagai hal tersebut membuat Jack yang sebagai pemain sekaligus sebagai ketua peneliti dan timnya mulai mengumpulkan sampel dalam jumlah yang sangat banyak, setiap sudut rumah sakit tidak akan dilewatkan begitu saja demi mendapatkan sampel bakteri yang lengkap. Bakteri – bakteri yang telah didapatkan tersebut tentu bisa mulai diteliti sehingga bisa dengan mudah menyimpulkan proses tumbuhnya bakteri tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh anggota judi online ini juga dilakukan di rumah sakit Chicago untuk bisa medapatkan informasi terbaru terkait pertumbuhan mikroorganisme di rumah sakit.
Studi Penelitian Staphylococcus Aureus di Rumah Sakit Chicago
Studi Penelitian Staphylococcus Aureus di Rumah Sakit Chicago – Sebuah studi penelitian mengenai bakteri Staphylococcus Aureus di sebuah rumah sakit anak di Chicago ini memang menjadi proyek yang sangat menarik. Setelah mengantongi izin untuk melakukan penelitian maka penelitian tersebut segera direalisasikan. Bakteri ini menjadi salah satu bakteri yang paling sering menyerang anak – anak. Penelitian ini dilakukan karena ada sebuah kasus yang menunjukan bahwa keberadaan dari bakteri ini semakin berkembang lebih cepat. Banyak anak – anak yang sehat tiba – tiba terkana infeksi bakteri Staphylococcus Aureus. Hal ini membuat para peneliti tertarik untuk melakukan beberapa upaya untuk mencegah hal tersebut terjadi kembali.
Hal pertama yang dilakukan para peneliti ini adalah dengan mendeskripsikan adanya keterkaitan antara klonal isolate dengan PFGE (Pulsed Field Gel Electrophoresis). Sedangkan upaya yang kedua adalah dengan mendeteksi adanya gen panton atau PVL yang berada di antara isoat pediatrik yang mampu menyebabkan sebuah penyait invasif yang akan menimbulkan infeksi pada kulit dan beberapa jaringan lunak. Sedangkan untuk upaya ketiga adalah dengan menentukan perbedaan baik klinis dan epidemilogis baik di pasien dan penyakit lainnya yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus Aureus. Upaya keempat yang dilakukan adalah dengan menilai sebuah pola geografis yang terkandung di dalam bakteri. Selain itu untuk upaya terkahir yang dilakukan adalah dengan mengukur kerentanan yang dimiliki oleh setiap agen antimikroba. Itulah beberapa upaya yang dilakukan oleh para peneliti untuk mengetahui bakteri Staphylococcus Aureus lebih lanjut.
Dalam mengumpulkan beberapa data demografis bakteri tersebut maka dibutuhkan beberapa informasi seperti usia, ras, lama waktu rawat inap, jenis kelamin, dan beberapa informasi lainnya yang kebetulan dibutuhkan dalam hal tersebut. Salah satu bagian yang tidak lupa untuk diidentifikasi adalah adanya metode mikrobiologis yang mana bisa dijadikan sebagai salah satu untuk membuktikan pasien yang mengalami resisten terkait dengan pengobatan yang dilakukan. Keberadaan penelitian ini diharapkan mampu mengurangi angka kejadian anak – anak yang mengalami infeksi bakteri Staphylococcus Aureus dengan mempelajari bakteri tersebut lebih dalam.
Penelitian Staphylococcus Epidermidis di rumah Sakit Chicago
Penelitian Staphylococcus Epidermidis di rumah Sakit Chicago – Salah satu penelitian yang dilakukan di rumah sakit Chicago adalah penelitian mengenai Staphylococcus Epidermidis. Staphylococcus Epidermidis sendiri adalah sebuah bakteri yang sering menyerang kekebalan manusia dan sistem organisasi. Ketika seseorang terinfeksi baktri ini maka kejadian tersebut tidak bisa dianggap sepele, bakteri ini secara medis memang sangat berbahaya untuk manusia. Karena diangap sebagai salah satu bakteri yang berbahaya untuk manusia maka penelitian Staphylococcus Epidermidis dilakukan demi mendapatkan jawaban untuk mencegah perkembangan bakteri tersebut di rumah sakit. Mengingat rumah sakit menjadi salah satu tempat yang menyimpan sejuta penyakit maka sangat wajar jika bisa ditemukan berbagai bakteri di setiap ruangan yang ada di rumah sakit. Kabarnya penelitian Staphylococcus Epidermidis yang dilakukan di rumah sakit Chicago ini terbilang sabagai salah stau penelitian mengenai mikrobima yang paling besar dari yang sebelumnya pernah dilakukan.
Tim peneliti yang berasal dari melakukan penelitian ini bersama petinggi microbime center yang dibantu dengan beberapa tim peneliti dari situs judi online lainnya. Studi ini dilakukan dalam kurun waktu yang tidak sebentar, kabarnya selama 12 bulan dilakukannya penelitian ini demi mendapatkan hasil yang memuaskan. Selama 12 bulan tersebut maka dilakukan sebuah pemetaan mengenai keanekaragaman bakteri yang ada di sebuah rumah sakit. Dengan adanya penelitian ini maka sang peneliti sangat berharap beberapa rumah sakit yang ada di dunia bisa memahami mengenai interaksi setiap mikroba yang ada untuk membedakan mikroba yang menguntungkan dan mikroba yang merugikan. Keberadaan mikroba ini nampaknya tidak bisa dengan mudah memberikan pengaruh yang negatif pada setiap orang, sehingga tidak semua orang bisa dengan mudah terinfeksi bakteri tersebut.
Perkembangan bakteri Staphylococcus Epidermidis dibilang sangat perkembang sangat pesat, pada hari pertama bakteri ini cenderung akan bergerak mengarah di setiap permukaan yang ada di kamar pasien. Namun memasuki hari ke dua maka bakteri tersebut akan bergerak mengarah dari pasien menuju ke beberapa ruangan lainnya. Hal inilah yang akan membuat bakteri semakin mudah untuk berkembang menjadi bakteri lainnya. Melalui studi yang telah dilakukan tersebut mampu menunjukan pergerakan bakteri dari bagian satu ke bagian yang lainnya. Bahkan studi ini juga menjelaskan mengenai pergerakan bakteri tersebut pada sang penderita Staphylococcus Epidermidis. Melalui berbagai studi tersebut maka bisa didapatkan sebuah konteks yang mana bisa dilakukan setiap 5 tahun sekali. Melalui studi berulang tersebut maka diharapkan bisa didapatkan hasil yang sama ataupun hasil yang berbeda yang menunjukan perkembangan yang sangat pesat. Salah satu penelitian bakteri Staphylococcus Epidermidis yang dilakukan di rumah sakit Chicago ini menjadi salah satu bentuk penelitian terbesar yang mana hasil tersebut dapat dimanfaatkan oleh beberapa rumah sakit yang ada di dunia.
Proyek Penelitian Bakteri Propionibacterium Acnes di Rumah Sakit Chicago
Proyek Penelitian Bakteri Propionibacterium Acnes di Rumah Sakit Chicago – Proyek penelitian yang dilakukan di rumah sakit Chicago memang ada banyak, beberapa peneliti memilih menggunakan rumah sakit Chicago sebagai salah satu tempat penelitian yang menarik. salah satu penelitian yang dilakukan adalah mengenai sebuah bakteri propionibacterium acnes. Bakteri propionibacterium acnes merupakan sebuah bakteri yang menyebabkan wajah menjadi lebih mudah berjerawat. Bakteri ini akan semakin mudah berkembang karena dukungan permukaan wajah yang dipenuhi dengan minyak wajah. Produksi minyak di wajah yang berlebihan membuat sebum yang dihasilkan oleh sebuah kelenjar dijadikan sebagai salah satu cara untuk lebih mudah berkembang. Produksi sebum yang tidak wajar inilah yang menyebabkan jewarat mudah muncul karena pori – pori tersumbat.
Adanya penelitian mengenai propionibacterium acnes ini bertujuan untuk mencari sebuah gambaran mengenai bakteri yang menyebabkan jerawat dan juga untuk menentukan kerentanan penderita dengan antibiotic yang ada. Jika sang penderita tidak melakukan pengobatan maka bisa saja membuat bakteri tersebut terus berkembang sehingga bisa menjalar pada beberapa bagian kulit lainnya. Penelitian yang sebelumnya telah dilakukan juga mampu mengungkap fakta bahwa propionibacterium acnes mampu membuat pathogen pada jerawat lebih rentan terhadap antibiotic yang ada pada wajah. Hal ini akan membuat sang penderita tetap mengalami masalah dengan jerawat, baik mulai dari jerawat bintik kecil maupun yang besar berwarna merah.
Munculnya bakteri propionibacterium acnes ini berawal dari sebuah rantai bakteri dengan jenis Acne vulgairs yang mana dari bakteri tersebut mengalami sebuah gangguan polisebaceous. Aktivitas yang dilakukan oleh bakteri tersebut mampu membuat peradangan yang mana pada akhirnya akan menyebabkan jerawat tumbuh pada permukaan wajah. Dengan adanya antibiotik ini adalah diharapkan bisa dijadikan salah satu cara untuk menekan aktivitas bakteri yang nantinya akan menimbulkan sebuah efek inflamasi. Namun perlu diperhatikan bahwa penggunaan antibiotik yang berlebihan dapat menyebabkan resistensi terhadap bakteri yang akan dibasmi tersebut. Penelitian ini dilakukan karena banyak keluhan masalah kulih pada wajah terkait dengan adanya jerawat, hal ini akan membuktikan bakteri yang melatarbelakangi masalah tersebut.