Artikel
Penelitian untuk Pengaruh Mikroba pada Makanan di Rumah Sakit Chicago USA

Penelitian untuk Pengaruh Mikroba pada Makanan di Rumah Sakit Chicago USA

Penelitian untuk Pengaruh Mikroba pada Makanan di Rumah Sakit Chicago USA – Pengaruh dari mikroba pada makanan begitu banyak. Malah mikroba merupakan hal pertama yang mengatur pembusukan dari bahan makanan apapun. Semua proses pembusukan makanan akan diawali oleh mikroba karena makhluk ini merupakan yang paling pertama berkembang pada makanan. Dalam prosesnya mikroba akan memberikan tempat tumbuh yang baik bagi jamur dan mikroba lain sehingga pembusukan bahan makanan menjadi merata. Pengaruh situasi, suhu dan cuaca pada pertumbuhan mikroba ini bervariasi sehingga pada daerah tertentu makanan akan menjadi cepat busuk karena perkembangan mikroba yang terlalu cepat sehingga sulit untuk dikendalikan dengan perlakuan apapun. Penelitian mikroba yang dilakukan dalam Rumah Sakit Chicago USA memiliki fungsi untuk mengidentifikasi jenis bakteri dan berbagai hal lain yang berhubungan dengan perkembangan dan pertumbuhan bakteri tersebut.

Ilmu yang meneliti mengenai interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya dan makhluk lain disebut dengan ilmu ekologi. Pengetahuan ini merupakan salah satu hal khusus yang dipelajari dalam biologi untuk tujuan agar mengetahui dengan pasti pengaruh dari masing-masing makhluk hidup terhadap makhluk lainnya. Pengetahuan ini mempermudah seseorang ketika ingin melakukan rekayasa organisme dan lingkungan untuk tujuan tertentu. Menurut salah satu ahli ilmu ekologi yang mengatakan bahwa dalam dunia mikroorganisme pengetahuan ini berfungsi untuk merekayasa makanan untuk membuat peningkatan produksi atau mengubah cara pemrosesan makanan. Pengetahuan ini sangat bagus dan memiliki pengaruh besar pada berbagai industri makanan di seluruh dunia. Dua diantara jenis produksi makanan yang paling dipengaruhi oleh pengetahuan ini adalah industri keju dan yogurt.

Kedua macam industri ini menggunakan sebuah bakteri khusus untuk memulai proses penggumpalan dan fermentasi susu. Pada awalnya selalu ada dua macam bakteri yang terlibat dalam proses pembuatan dua hal ini yaitu Streptococcus dan Lactobacillus Bulgaricus. Setelah mempelajari interaksi dari kedua bakteri ini dan pengaruhnya terhadap fermentasi susu maka salah satu dari bakteri ini dihilangkan bahkan dihalangi untuk muncul dalam proses fermentasi susu. Lactobacillus Bulgaricus dijadikan pilihan yang lebih diutamakan karena dapat memberikan lebih banyak asam laktat dan lebih toleran terhadap asam. Hal ini membuat fermentasi susu menjadi lebih sempurna. Dalam hal pembuatan keju bakteri ini juga berguna untuk mempertahankan rasa susu ketika mengalami penggumpalan.

Proses dalam pembuatan fermentasi susu dan bentuk olahan susu lainnya memang harus berhubungan dengan berbagai mikroorganisme. Hal ini disebabkan karena susu merupakan salah satu jenis makanan yang paling sulit untuk bertahan lama. Dengan proses pengolahan yang sudah diatur sedemikian rupa proses pembuatan keju menjadi lebih cepat dan lebih sempurna. Bakteri juga dipilih sedemikian rupa sehingga dapat tahan dengan berbagai perlakuan dalam proses pembuatan keju dan bisa bersanding dengan jenis bakteri lain yang biasanya memang dilibatkan dalam proses pembuatan keju jenis tertentu. Pengetahuan mengenai bakteri dan mikroorganisme membuat proses pembuatan keju menjadi lebih jelas dan dapat dikendalikan dengan mudah.

Berbagai produsen keju menggunakan teknologi khusus untuk pembudidayaan jamur dan bakteri tertentu yang tentu saja sudah diidentifikasi terlebih dahulu untuk mengetahui jenis bakteri dan jamur yang akan digunakan untuk keju tertentu. Bakteri dan jamur ini kemudian disimpan pada tempat khusus agar dapat terjaga dengan baik. Selain itu berbagai bakteri yang mengganggu proses pembentukan susu juga dikendalikan setelah diidentifikasi sehingga pada akhirnya setiap produksi menjadi sempurna dan menjadi unggul dari segi kualitas. Tentu saja hal ini tidak lepas dari kemajuan dalam hal penelitian dan rekayasa mikrobiologi.